Tradisi Rombongan Antar Haji dari Pati yang Memang Sudah Sejak Jaman Dahulu

Editor: Erwin Joko Prasetyo

Video Production: Rizaldi Augusandita Muhammad

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Melaksanakan ibadah haji bukanlah perkara yang mudah.

Ya, hanya orang yang terpanggil saja yang bisa menunaikan ibadah rukun Islam ke-5 itu.

Sebab meski punya uang banyak tetap harus menunggu jadwal keberangkatan sesuai daftar tunggu.

Tak tanggung-tanggung, kini daftar tunggu dari belasan hingga puluhan tahun.

Bahkan meski haji khusus pun juga masih harus menunggu bertahun-tahun.

Tak salah, jika kemudian bagia warga di sepanjang Pantai Utara (Pantura), bahwa mereka yang berhaji sangatlah spesial.

Baca: Kakek 65 Tahun di Cirebon Nikahi Gadis 19 Tahun dengan Mas Kawin Rp 500 Juta, Rumah hingga Umroh

Tak hanya bagi calhaj itu sendiri, melainkan bagi keluarga, kerabat atau warga sekitarnya.

Mereka pun berduyun-duyun ikut ke Asrama Haji Donohudan (AHD) di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Mereka itu suka cita mengantarkan calhaj dari Pati ke Boyolali.

Seperti yang terlihat saat keberangkatan kelompok terbang (kloter) 1 dan 2 yang berisi jamaah calhaj dari Kabupaten Pati dan Grobogan.

Ribuan warga memadati kawasan AHD.

Rombongan ini menggunakan bus, minibus Isuzu Elf hingga mobil pribadi.

Setelah kendaraan yang diparkirkan, ribuan warga rombongan pengantar itu kemudian mendekati pagar AHD

Mereka pun mendekati calhaj yang diantar yang sebelumnya telah dihubungi untuk menentukan lokasinya.

Cuaca terik sinar matahari tak seakan tak dihiraukan.

Baca: Viral Video Mobil Kijang Nyemplung ke Telaga Ngebel Ponorogo, Ternyata Pemiliknya sedang Cari Makan

Mereka tetap merengsek mendekati pagar dan sebagian tetap bertahan berada di dekat pagar Embarkasi Haji menunggu saudara, kerabat atau tetangganya yang pergi haji.

Sekedar untuk salaman, melepas mereka yang akan terbang ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji serta mendoakan dan minta didoakan.

Meneteskan Air Mata

Tak sedikit rombongan pengantar dan calhaj yang akan berangkat meneteskan air matanya

Bambang Susanto, salah satu pengantar haji mangaymtakan mengantar pergi haji sudah menjadi tradisi warga di Kabupaten Pati sejak jaman dahulu.

Sudah tradisi dari nenek moyang.

"Selain itu mengantar orang beribadah (haji) juga bentuk ibadah, mengantar kebaikan dapat kebaikan juga," tuturnya.

Disamping itu minta doanya dapat dikabulkan. Yang di rumah selamat, yang naik haji juga selalu barokah,” kata Bambang.

“Sudah ketemu (keluarga yang diantarkan naik haji), ya senang, lega. Walaupun panas-panas, tapi nggap apa-apa,” katanya.

Kepala Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati menyebut ada lebih dari 200 orang warga Desa Wotan yang mengantar 9 Calhaj dari desanya ke Asrama Haji Donohudan ini.

Mereka menyewa mobil travel maupun menggunakan kendaraan pribadi.

Baginya mengantar orang pergi haji, sudah menjadi tradisi warga disana.

Setiap ada keluarga, kerabat maupun tetangga yang naik haji, mereka ikut mengantarkan hingga ke Asrama Haji Donohudan.

“Sudah tradisi, kalau keluarga dan tetangga pergi haji, pasti ngantar dan minta didoakan (agar) bisa ke sana (naik haji),” jelas. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tradisi Rombongan Antar Haji dari Pati : Satu CJH Diantar 200 Orang, Anggap Doa Agar Ketularan Haji

# Tradisi # Rombongan # naik haji # Pati

Baca berita terkait di sini.

Sumber: TribunSolo.com
   #Tradisi   #Rombongan   #naik haji   #Pati
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda