Penentuan Waisak Dilihat dari Waktu Purnama Sidhi, Tahun Ini Jatuh di Siang Hari

Editor: Ramadhan Aji Prakoso

Video Production: Gianta Firmandimas Adya Mahendra

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM, TANA TIDUNG - Perayaan detik-detik Waisak tahun 2022 ini dilaksanakan pada siang hari.

Romo Sukarwi mengatakan, perayaan Waisak dilihat dari waktu purnama sidhi atau waktu terang bulan.

Sehingga waktu pelaksanaan waisak, bisa saja tidak sama setiap tahunnya.

"Tahun ini detik-detik Waisak siang sekira jam 12.00 Wita tadi. Jadi di detik-detik Waisak itu, umat Budha melaksanakan meditasi atau perenungannya.

Bisa jadi tahun depan detik-detik waisaknya jatuh pada malam hari, jadi dilihat dari purnama tersebut," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (16/5/2022).

Baca: Peringati Hari Raya Waisak, Polres Tangerang Lakukan Sterilisasi dan Pengamanan di Tiga Vihara

Dia mengatakan, sebelumnya umat Buddha di Tana Tidung telah melaksanakan serangkaian ibadah sejak sebulan sebelum Hari Waisak yang jatuh pada hari ini.

Selain itu dia sampaikan, satu bulan sebelum Hari Waisak, umat Buddha juga melaksanakan Atthasila.

Atthasila merupakan pelaksanaan Pancasila Buddhis, ditambah dengan delapan sila. Salah satunya yakni berpuasa.

"Kalau umat Budha itu mulai jam 06.00-07.00 itu boleh makan, jadi minimal 1 jam boleh makan. Setelah itu puasa, kemudian boleh makan lagi dari jam 11.00-12.00.

Setelah itu, puasa lagi sampai kembali lagi jam 06.00-07.00 tadi," jelasnya.

Dia menyampaikan, dalam menjalankan puasa, umat Budha hanya diperbolehkan minum air putih dan makan nasi.

Baca: Panitia Perayaan Waisak di Vihara Silaparamita Cipinang Lakukan Penambahan Jumlah Kuota Umat

Meski begitu dia katakan, umat Budha boleh memakan lauk pauk, namu, tak boleh mencampurkannya dengan penyedap rasa, seperti garam.

Hal ini bermakana, agar manusia dapat menghindari hawa nafsu.

"Namanya makanan enak, manusia pasti ingin terus. Begitu juga nonton TV, itu tidak boleh karena itu menimbulkan kemelekatan," tambahnya

Tak hanya itu, saat tidur pun umat Budha tidak boleh menggunakan alas kasur, untuk menghindari kemelekatan.

"Kalau pakai kasur ya dia akan merasa nyaman. Itu tidak boleh, harus di bawah pakai alas biasa seperti tikar," lanjutnya. (*)

# hari waisak # Hari Raya Waisak 2566 BE # perayaan Hari Raya Waisak # Tana Tidung

Sumber: Tribun Kaltara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda