Pesatnya Digitalisasi membuat Penjualan Barang Bekas 'Thrift Shop' Kini Makin Menjamur

Editor: bagus gema praditiya sukirman

Video Production: Nur Rohman Urip

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUN-VIDEO.COM - Penjualan pakaian bekas yang ada di Lombok, semakin menjamur dan gencar dijadikan sebagai usaha.

Khususnya, dengan teknologi digital, usaha ini sangat dikenal masyarakat dengan istilah ‘Thrift Shop’.

Lantas, bagaimana efeknya dengan Pasar Loak Karang Sukun, yang notabene juga menghadirkan pakaian bekas dengan berkualitas dan harga terjangkau?

Baca: Pasar Senen Menjadi Surganya Thrift Shop di Wilayah DKI Jakarta

Berbekal jejaring sosial media, TribunLombok mendapati berbagai usaha thrift shop yang ada di Lombok.

Seperti Nha Lombok, LDS Collections, RD Second Outfit, dan NineBalls Supply.

Untuk penjualan yang ada di thirft shop kekinian tersebut, dikemas rapi, pembayaran via digital, hingga pemesanan via digital.

Bahkan, di penjualan thirft shop yang ada di Mataram tersebut, dapat disandingkan dengan penjualan makanan khas Korea, yang notabene banyak digemari masyarakat muda.

Selain itu, baju-baju yang sudah dipesan dan dibayarkan, dapat diantar oleh ojek online yang ada di Mataram.

Untuk mengetahui efek dari digitalisasi pada penjualan baju bekas, TribunLombok menemui Ria (39) pedagang di pasar itu.

Ria mengaku sudah berjualan baju bekas selama 10 tahun di pasar itu, dan juga mengaku, bahwa pembeli di pasar itu mulai sepi.

Di Pasar Loak Karang Sukun, Ria mengatakan, mereka masih belum menerapkan penjualan digital dan pembayaran via digital.

“Ya namanya juga barang murah, terlebih lagi tidak ada fasilitas dari pihak terkait untuk menyediakan digitalisasi tersebut,” ucapnya.

Baca: TRIBUN TRAVEL UPDATE: Surganya Thrifting di Jakarta, Berburu Baju Bermerek Murah di Pasar Baru

Dalam permasalahan harga, untuk di Pasar Loak Karang Sukun dapat dikatakan lebih terjangkau.

Pasalnya, di Pasar Loak Karang Sukun, harga baju yang ada dijualkan mulai dari Rp10 ribu hingga Rp50 ribu.

Meski kesannya Pasar Loak Karang Sukun masih konvensional, tetapi Ria mengaku tetap ada konsumen setia mereka, bahkan tidak hanya dari kalangan low-budget.

“Ada langganan bos-bos yang sering menghubungi kami untuk memesan baju bekas, dan mereka sampai sekarang masih suka berbelanja di sini,” tambahnya.

Serta, Ria mengatakan bos-bos yang sering berbelanja di Pasar Loak itu bukan menolak perkembangan zaman, tetapi memang sudah suka dengan Pasar Loak Karang Sukun karena harganya yang masih sangat murah.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Thrift Shop Semakin Menjamur, Begini Cara Pedagang Pasar Loak Karang Sukun Tetap Bersaing

Sumber: Tribun Lombok
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda