Teken MoU dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, BKKBN Berkolaborasi Tekan Angka Stunting

Editor: Alfin Wahyu Yulianto

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUN-VIDEO.COM - Tingginya angka stunting di beberapa provinsi di Indonesia membuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng kampus sebagai upaya nyata pengentasan masalah kesehatan ini.

Untuk itu, BKKBN bekerja sama dengan Majelis Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah untuk mengatasi permasalahan stunting agar mencetak sdm yang unggul. Kerja sama ini merupakan program hulu yang dilakukan BKKBN agar kampus menjadi sarana untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.

Perjanjian kerja sama ini ditandatangani di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/3/2022).

"Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengizinkan BKKBN bekerja sama dengan Perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah yang jumlahnya 174 di Indonesia. Kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas sdm berbasis keluarga salah satunya pengentasan stunting," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo usai penandatanganan kesepahaman dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Semarang, Jumat (18/3/2022).

Program yang akan dilaksanakan BKKBN dengan Majelis Diktilitbang PP diantaranya program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Nantinya program ini akan berkolaborasi dengan program Merdeka Belajar yang merupakan program unggulan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) yang melibatkan mahasiswa di seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah.

"Program ini akan melibatkan mahasiswa berupa program KKN tematik kemudian ada program merdeka belajar selama 6 bulan. Karena pembangunan keluarga sangat luas selain stunting ada mental emotional disorder yang menjadi fokus BKKBN dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah," jelas Hasto.

BKKBN juga mengungkapkan alasan memilih Majelis Diktilitbang Muhammadiyah sebagai mitra dalam menjalankan program tersebut. Menurut Hasto, sebagai ormas islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki amal usaha di segala sektor termasuk pendidikan.

"Muhammadiyah itu amal usaha untuk pendidikan sangat luar biasa. Karena memang Muhammadiyah sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan saya lama mengajar di Aisyiah," imbuh Hasto.

Senada dengan hal itu, kerja sama BKKBN dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di apresiasi oleh rektor Unimus Prof. DR. Mashrukhi. Ia menyebut, banyak program BKKBN yang sejalan dengan misi Muhammadiyah untuk mencetak sdm yang unggul di Indonesia.

"Sebenarnya program BKKBN salah satunya 'Bangga Kencana' itu bagus untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Program-program BKKBN juga matching dengan program-program di yang ada di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)," kata Mashrukhi.

Untuk itu, Mashrukhi mendukung penuh kerja sama ini dan akan memasukkan program-program BKKBN ke dalam mata kuliah di seluruh PTM agar program ini terlaksana dengan baik.

"Dan di lingkungan Muhammadiyah ini memang banyak sekali program-program bidang studi kesehatan yang matching dengan program BKKBN. Majelis Diktilitbang Muhammadiyah sangat support dengan program BKKBN untuk dimasukkan dalam mata kuliah di PTM," pungkas Mashrukhi.
A
Penandatanganan nota kesepahaman dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dilakukan secara simbolis dengan tiga Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Ketiga universitas itu di antaranya Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Solo dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda