Pemasaran Susu Formula dan MPASI Fortifikasi Diatur Dalam Kode Etik WHO

Editor: Aprilia Saraswati

Reporter: Dyah Ayu Ambarwati

Video Production: Dyah Ayu Ambarwati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Dr Irma Hidayana mengungkapkan jika sebagian besar nakes di Indonesia menyarankan ibu menyusui untuk menggunakan produk susu formula.

Hal tersebut disayangkan karena seharusnya para tenaga kesehatan melakukan edukasi sesuai dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan bahwa produsen susu formula dan semua produk pengganti ASI tidak boleh memberikan insentif kepada tenaga kesehatan.

Hal tersebut telah tercantum pada kode etik internasional yang membahas tentang pemasaran semua produk pengganti ASI yang disahkan pada 1981.

Baca: Ditinggal Membeli Susu, Bayi 15 Bulan di Pangandaran Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

Baca: Hindari 6 Makanan yang Dapat Memicu Sakit Tenggorokan, dari Makanan Asam hingga Susu

Kode etik tersebut dibuat dan disahkan atas dasar maraknya iklan-iklan serta promosi-promosi susu formula bayi yang tidak bertanggung jawab.

Ira menjelaskan bahwa komposisi susu formula mengandung zat-zat yang tidak dibutuhkan.

Bahkan dalam beberapa kasus, pemberian susu formula yang tidak tepat akan berdampak buruk pada kesehatan anak di masa depan.

Pada 2013 WHO juga menegaskan jika pemberian susu formula lanjutan untuk anak usia enam bulan ke atas sebenarnya tidak diperlukan.(*)

# susu formula # Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) # ASI  

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda