TRIBUN-VIDEO.COM - Pada saat bencana, standar emas Pemberian Makan Ibu, Bayi dan Anak, yang dimulai dengan pemenuhan gizi ibu yang optimal, Inisiasi Menyusu Dini, Pemberian ASI Eksklusif, dan pemberian Makanan Pendamping ASI berkualitas dimulai usia 6 bulan, dan terus memberikan ASI hingga dua tahun atau lebih, sangat penting untuk melindungi gizi dan kesehatan ibu, bayi dan anak.
Kemudian banyak ditemukan bantuan-bantuan pangan yang tidak sesuai dengan standar kualitas gizi khususnya untuk kelompok rentan, termasuk donasi dan konsumsi susu formula, susu bubuk atau produk pengganti ASI lainnya, yang tidak terkontrol pada situasi bencana.
Apabila pemberian bantuan berupa susu formula bagi anak ini terus terjadi akan merusak kelangsungan pemberian ASI pada bayi.
Baca: Benarkah Konsumsi Telur Berlebihan Buruk untuk Kesehatan? Begini Kata Ahli Gizi Dokter Tan Shot Yen
dr Tan Shot Yen selaku dokter, filsuf dan ahli gizi komunitas lebih menyarankan pemberian donasi berupa bahan makanan segar, sehingga akan memberikan nutrisi bagi ibu menyusui dan pemberian ASI akan tetap optimal.
Praktik PMBA yang terganggu pada situasi bencana dapat menyebabkan menurunnya gizi ibu, bayi dan anak, serta dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Ketimbang anda memberikan kornet, lebih baik ikan sarden, karena bagaimanapun juga ikan sarden itu masih lebih less proces," ujar dr Tan Shot Yen.
"Jangan-jangan bayi yang tadinya disusui ibunya karena banyak sekali donasi susu formula," katanya.
Jjadi tenda-tenda penampungan jadi 'tempat kursus' bagi ibu menyusui beralih menjadi penikmat pemberian susu formula," ungkap dr Tan.
Apabila hal ini bisa membuat masalah menjadi lebih besar.
Baca: Apakah Susu Formula Dapat Diberikan untuk Bayi bila Asi Tak Lancar? Ini Jawaban dr Tan
Karena kita tahu pembuatan susu formula memerlukan adanya air bersih.
Sedangkan pada tenda pengungsian bisa jadi sulit ditemukan air bersih.
"Jika kita tidak mempunyai air bersih, tidak punya air matang, tidak punya kemampuan fasilitas mencuci dot, lalu kemudian memcuci peralatan menyusui maka anak tersebut akan rentan sekali terkena diare," ujarnya.
Keadaan seperti ini akan menjadi berkepanjangan dan korban yang terserang merupakan generasi bangsa yang masih belia.
Simak selengkapnya pada video di atas. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.