TRIBUN-VIDEO.COM, PADANG - Mengenal Tugu Simpang 3 Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang yang merupakan bukti sejarah perlawanan pasca kemerdekaan.
Mengingat kembali kenapa tugu tersebut berdiri, ternyata ada cerita penting pada tahun 1946 di daerah tersebut.
Peristiwa tersebut awalnya terjadi pada 5 November 1946 saat terjadi kontak senjata antara pasukan patrol Belanda dengan kompi III Badai di dekat kampung Pagang yang menewaskan prajurit I Syafi'i dan dimakamkan di simpang 3 gunung sarik tersebut.
Sebelumnya diketahui Kompi 1 berayun dan merupakan bagian dari batalyon II barangin Resimen 1 Divisi II Banteng Sumatera Tengah Republik Indonesia (TRI).
Kompi tersebut berdiri untuk mempertahankan kemanan wilayah Utara Kota Padang dari Serangan NICA.
Kompi berayun tersebut lebih dikenal sebagai Front Gunung Sariak dengan wilayah pertahanan mulai dari Sungai Gadang, Pondok Kopi, Kurao, sungai Taruang dan Lapangan Udara Tabing.
Selain peristiwa yang menewaskan Syafei'i, tugu Simpang 3 ini juga mengenang kepergian Kopral Artunsyah yang meninggal pada 15 November 1946 dalam kontak senjata dengan Belanda dan di makamkan di Taman Bukittinggi.
Serta juga gugurnya Amiruddin yang jenazahnya dikuburkan di simpang 3 Gunung Sariak tersebut dan untuk mengenang jasa prajurit yang gugur di medan perang tersebut maka didirikanlah tugu di simpang tiga Gunung Sarik, Kota Padang. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Mengenal Tugu Simpang 3 Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang
#Tugu #Bukti Kemerdekaan #Tugu Simpang 3 #Keranji #Padang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.