TRIBUN-VIDEO.COM - Kerap kali masyarakat berpendapat bahwa kacang dapat memicu munculnya jerawat.
Kacang memang memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi.
Namun tidak cukup banyak sampai menyebabkan penumpukkan dan penyumbatan lemak pada pori-pori kulit hingga menyebabkan munculnya jerawat.
Faktanya setelah dilakukan penelusuran sebuah riset, pernyataan kacang dapat menyebabkan jerawat hanyalah mitos dan tidak benar.
"Beberapa penelitian sampai sekarang masih kontroversi sebenarnya mengenai kacang, terutama kacang tanah," ujar dr. Lusiyanti.
Baca: Murah dan Mudah Ditemukan, 5 Bahan Alami Ini Bisa Mengatasi Jerawat Membandel
Baca: Tersedia di Sociolla, 5 Skincare Pilihan yang Diformulasikan untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis kulit dan Kelamin, dr. Lusiyanti, M.Med., Sp.KK yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 07 Oktober 2021.
Ada beberapa penelitian menyatakan jika terlalu banyak makan kacang, maka kandungan hormon di dalam kacang seperti androgen akan merangsang pembentukan sebum.
Selain itu, kacang juga banyak mengandung salah satu asam lemak yang bisa mengganggu penyumbatan pori-pori kulit.
Setelah kita konsumsi kacang, kemudian terjadi pembentukan jerawat atau komedo berlebih, sebaiknya berhenti terlebih dahulu dalam konsumsi kacang.
Dokter menegaskan jika hal ini tidak berhubungan dengan alergi kacang.
Baca: Kulit Wajah Sehat dan Bebas Jerawat, Coba 3 Rekomendasi Produk Facial Wash Senka di Sociolla
Alergi kacang merupakan 2 patogenesis yang berbeda.
"Jadi apabila seseorang memiliki eksem kemudian di tes alergi kacangnya positif, itu biasanya bukan dalam bentuk jerawat, tetapi dalam bentuk gatal-gatal, eksema ataupun biduran," terang dr. Lusiyanti.
Alergi kacang dan kacang menyebabkan jerawat merupakan 2 hal yang berbeda.
Kacang yang bisa menyebabkan alergi biasanya seperti kacang tanah, kacang almond, dan kacang mete.\
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunhealth.com dengan judul Munculnya Jerawat Tak Berhubungan dengan Alergi Kacang, dr. Lusiyanti: 2 Patogenesis yang Berbeda
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.