Pacaran ala Orang Rimba, Mengabdi pada Calon Mertua 2.000 Hari hingga Denda Bila Sentuh Tangan Pacar

Editor: Panji Anggoro Putro

Reporter: Ratu Budhi Sejati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah tradisi unik dilakukan oleh orang Rimba saat berpacaran.

Sebelum menikahi wanita pujaan hati, lelaki Rimba harus mengabdi selama 2.000 hari.

Selain itu kedua sejoli yang berpacaran juga tak boleh saling menyentuh.

Bila menyentuh, maka si lelaki akan dikenai denda.

Dalam masa pacaran, Orang Rimba mengenal istilah Bekintangon.

Bekintangon adalah tradisi seorang lelaki mengabdi kepada perempuan (pujaan hati) dan keluarganya selama bertahun-tahun.

Tradisi mengabdi selama 2.000 hari dilakukan untuk membuktikan ketulusan dan kepandaian dalam mencari makan, berburu dan meramu.

Bila pasangan yang berpacaran putus, maka tidak akan bisa kembali nyambung lagi.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/7/2020), Tumenggung Tarib di Desa Paku Aji, Betuah bercerita suka duka dalam menjalankan tradisi Bekintangon, di keluarga Bepawal (18) yang doyan tinggal di kebun sawit.

Tradisi Bekintangon adalah pengabdian dalam berpacaran.

Betuah sudah dua tahun menjalani tradisi itu, yakni tinggal dan membantu calon mertua atau ayah perempuan yang dicintainya, dalam segala urusan pekerjaan tanpa pamrih.

Pekerjaan dimaksud di antaranya menyadap karet, berladang atau bermalom, mencari jernang, dan berburu.

"Saya membantu semua pekerjaan (ayah) perempuan yang disayang. Dan, tinggal bersama keluarganya selama dua tahun," kata Betuah.

Ia juga dituntut untuk mendidik pacarnya tentang cara hidup dan bekerja dalam rumah tangga.

Meskipun tinggal bersama keluarga perempuan, Betuah tidak boleh macam-macam, selayaknya gaya berpacaran anak milenial.

Tak boleh berpegangan tangan layaknya akan muda zaman sekarang.

Bila dilakukan, maka akan didenda 20 bidang kain.

"Kalau pegang tangan, denda 20 bidang kain," sebut Betuah dengan tegas.

Bahkan di tempat lain, mengajak perempuan muda rimba bicara bisa dikenai denda 50 bidang kain.

Namun sayang, setelah dua tahun bekintangon, Betuah dan Bepawal tak berjodoh.

Keduanya telah berbeda keyakinan, Betuah telah memeluk Islam, sedangan Bepawal masih setia dengan kepercayaan Bedewo.

Menurut Betuah, apabila menikah namun tradisi Bekintangon-nya belum genap lima tahun lebih atau sekitar 2.000 hari, maka ada tradisi dipukul pakai kayu (lelaki dan perempuan) oleh seluruh keluarga perempuan.

Setelah melewati tradisi Bekintangon, apabila berhasil, maka lanjut pada ujian berikutnya, yakni niti antui.

Kasi Tradisi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Eri Argawan menuturkan, proses niti antui adalah seorang lelaki harus melewati pohon Antui yang sudah dikuliti, sehingga sangat licin.

"Kalau dia (lelaki) itu jatuh ya tidak bisa menikah. Karena niti antui ini membuktikan kejantanan, ketangkasan dan kecerdasan seorang lelaki," kata Eri, Jumat (3//2020). (Tribun-Video.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tradisi Pacaran Orang Rimba , 2.000 Hari Mengabdi di Calon Mertua, Pegang Tangan Pacar Kena Denda

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda