Terhimpit Ekonomi, Satu Keluarga di Solo Ini Terpaksa Tinggal di Gudang Es, Akui Sering Lihat Hantu

Editor: Panji Anggoro Putro

Reporter: Fransisca Krisdianutami Mawaski

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Akibat keterbatasan ekonomi, Agus (35) di Kota Solo, Jawa Tengah terpaksa tinggal di bekas gudang es.

Ia tak sendiri, Agus tinggal bersama dengan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil.

Dilansir oleh Kompas.com, Selasa (16/6/2020), Agus mengaku menemukan bangunan mangkrak ini saat dirinya masih mengamen puluhan tahun lalu.

Namun saat sudah berkeluarga, Agus dan istrinya sudah menempati bangunan itu selama lima tahun.

Bangunan yang ditempati oleh keluarga Agus ini nampak lusuh dan dipenuhi semak belukar.

Tak ada sekat antarruang di dalam bangunan itu.

Bagian pintu bangunan bekas gudang es terbuat dari seng tanpa engsel.

Untuk membukanya tidak bisa langsung, harus diangkat terlebih dahulu.

Mereka pun hanya tidur di sebuah kasur tipis yang diletakkan di lantai.

Saat pertama kali menempati, Agus mengaku kerap melihat penampakan hantu.

Kendati demikian, kini ia sudah terbiasa dengan hal tersebut.

"Partama-tama di sini itu sering melihat ada penampakan hantu. Tapi lama-lama sudah terbiasa," kata Agus ditemui di bangunan bekas gudang es, Selasa (16/6/2020).

Agus lalu mengungkapkan ia dan keluarganya terpaksa tinggal di tempat tersebut lantaran kala itu ia menganggur.

Sementara indekos yang ia tempati akan dijual oleh pemiliknya.

Karena kasihan dengan anak-anaknya yang masih kecil, Agus pun memilih gudang es tersebut untuk ditinggali.

Ketiga anak Agus masing-masing berusia 8 tahun, 5 tahun dan 1,5 tahun.

"Cari kerjaan belum dapat. Dari pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini. Saya kasihan sama anak-anak. Saya punya anak tiga. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1,5 tahun," terang pria kelahiran tahun 1985 itu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Agus bekerja di sebuah tempat angkringan dengan upah Rp 60 ribu per minggu.

Sementara itu, Lurah Jajar, Jati Utama mengaku sudah mengetahui kondisi Agus.

Namun, pihaknya belum bisa memberikan bantuan pada Agus dan keluarganya lantaran pria itu masih ber-KTP Kelurahan Kerten.

Pihaknya juga mengaku pernah meminta Agus untuk mengurus perpindahan KTP dan KK dari Kerten ke Jajar.

Tapi, sampai sekarang belum dilakukan.

"Sebenarnya saya ingin mengajukan sembako buat dia. Tapi dilihat status KK-nya kok penduduk Kerten masih jadi satu sama ibunya (Agus). Dan, ibunya di Kerten itu dapat BST (bantuan sosial tunai)," terang dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Satu Keluarga di Solo 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es, Tak Layak Huni dan Angker

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda