TRIBUN VIDEO.COM - Di Indonesia hal mistis masih menjadi hal menarik untuk diperbincangkan.
Beredar kabar ditemukannya desa fiktif atau desa yang tidak berpenghuni, tapi mendapat anggaran pemerintah.
Kabar tersebut dinyatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dikutip dari Kompas.com ada tiga desa di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Desa itu adalah Desa Uepai dan Desa Morehe di Kecamatan Uepai serta Ulu Meraka di Kecamatan Onembute.
Desa Fiktif lainnya adalah Desa Wonorejo di Kalimantan. Desa itu menerima bantuan selama 2 tahun.
Dikutip dari tribunnews.com Desa Wonorejo merupakan desa transmigrasi, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan yang dikabarkan sebagai desa fiktif dan diketahui mendapatkan desa.
APBD itu bersumber dari dana APBN yang sudah diaggarkan Pemerintah Daeran Balangan.
Camat Juai H Munisih Jumat ( 8/11/2019) pada 2019 ada pagu indiktaif sebelum perubahan yang tercatat di Pemerintah Daerah Balngan untuk dana desa ke Desa Wonorejo.
Jumlah anggaran tersebut mencapai Rp 709.103.000, namun tidak dikcurukan.
Hanya saja sampai saat ini di rekening Desa Wonorejo memiliki sisa dana dari anggaran tahun sebelumnya yang tidak digunakan.
Yakni sisa dari APBDes yang pernah disalurkan untuk Desa Wonorejo.
Desa lain yang disebut fiktif adalah Desa Uepai yang berada di Kecamatan Uepai.
Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara mengatakan Desa Uepai tercantum karena faktor human error.
Ada kesamaan nama antara Desa Uepai dan Kelurahan Uepai, hal tersebut karena nama Kelurahan Uepai sama dengan nama Desa Uepai, sementara kelurahan tidak bisa menerima dana desa.
Uepai adalah nama sebuah desa dan pada tahun 2003 berubah menjadi kelurahan.
Saat ini Uepai menjadi nama kecamatan.
Hal tersebut juga dituturkan Budusila, Kepala Desa Tangkondimpo.
Sementara Desa Morehe di Kecamatan Uepai tidak diberi dana desa karena terdaftar di wilayah Kabupaten Kolaka Timur setelah ada pemekaran wilayah.
Wilayah Desa Morehe juga tidak jelas karena berada di wilayah kawasna hutan lindung.
Warga Desa Morehe pada umumnya hidup berpindah-pindah. Mereka sebagian juga berkebun dan tinggal di desa lain.
Desa tersebut bestatus sengketa dan menjadi perebutan antara Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Timur pada tahun 2014.
Desa terakhir yang disebut sebagai fiktif adalah Desa Ulu Meraka di Kecamatan Lambuya.
Namun, kini nama desa tersebut terdaftar di Kecamatan Onembute bukan lagi di Lambuya.
Hal tersebut terjadi setelah ada pemekaran wilayah.
Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara mengatakan bahwa dana desa sebesar Rp 5,8 miliar untuk tiga desa tersebut masih tersimpan di kas daerah dan tidak dipergunakan untuk kegiatan apa pun.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara 3 Desa Fiktif di Konawe, Kesamaan Nama dan Pemekaran Wilayah"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.